Sunday, October 19, 2014

Kebudayaan Daerah Palembang

Selamat sore blogger, kali ini saya mendapatkan tugas untuk  "menelaah" suatu budaya di Indonesia. Setelah diundi, ternyata saya mendapatkannnn.....Kota Palembang. Nah maka dari itu saya ingin membahas tentang salah satu Seni Budaya di Palembang, yaitu "Tari Gending Sriwijaya".

Tari Gending Sriwijaya dan Sejarahnya
     Tarian Gending Sriwijaya adalah suatu tari tradisional yang terdapat di Palembang (Provinsi Sumatra Selatan). Tari dan juga lagu pengiringnya dibuat pada tahun 1944. Lagu pengiring tersebut diberi nama "Gendang Sriwijaya". Tarian ini berasal dari kejayaan masa lalu yaitu dari kerajaan Sriwijaya yang dulunya beriri di Palembang. Tarian ini dibuat untuk mengingatkan kita bahwa nenek moyang kita adalah bangsa yang besar dan mereka menghormati persaudaraan antar manusia dan selalu taqwa terhadap Yang Maha Kuasa. Tarian ini menggambarkan kegembiraan para gadis Palembang ketika menerima tamu kehormatan yang berkunjung ke Palembang dengan menyuguhkan tarian tradisional yang salah satunya adalah Tarian Gending Sriwijaya.

     Pada masa sekarang ini, tarian ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu penting seperti Kepala Negara, Duta Besar serta tamu agung lainnya. Tari ini sendiri menggunakan busana adat Aesan Gede, Selendang Mantri, Paksangkong, Dodot dan Tanggai. Tarian Gending Sriwijaya mirip dengan Tari Tanggai. Yang membedakan adalah jumlah penarinya. Umumnya Tari Tanggai terdiri dari 5 orang penari, sedangkan Tari Gending Sriwijaya seluruhnya terdiri dari 13 orang, antara lain:
  • Satu orang penari utama pembawa tepak, kapur dan sirih
  • Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak)
  • Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga dikiri)
  • Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria)
  • Satu orang penari Gending Sriwijaya
  • Dua orang pengawal pembawa tombak (pria) 

Lirik Lagu Gending Sriwijaya
Di kala ku merindukan keluhuran dahulu kala
Kutembangkan nyanyian dari lagu Gending Sriwijaya
Dalam seni kunikmatkan lagi zaman bahagia
Kuciptakan kembali dari kandungan Maha Kala
Sriwijaya dengan Asmara Agung Sang Maha Guru
Tutur sabda Dharmapala Sakyakhirti Dharmakhirti
Berkumandang dari puncaknya Siguntang Maha Meru
Menaburkan tuntunan suci Gautama Buddha shanti.

Borobudur candi pusaka di zaman Sriwijaya
Saksi luhur berdiri tegak kukuh sepanjang masa
Memasyurkan Indonesia di benua Asia
Melambangkan keagungan sejarah Nusa dan Bangsa
Taman Sari berjenjang emas perlak Shri Ksytra
Dengan kolam pualam bagai di Surga Indralaya
Taman Putri turunan Maharaja Syailendra
Mendendangkan nyanyi irama lagu Gending Sriwijaya.

Tarian Gending Sriwijaya di Masa Sekarang
Tari ini sendiri sejauh yang saya pantau di internet merupakan jenis tarian yang masih sering ditampilkan di beberapa kesempatan. Di Youtube sendiri, ada cukup banyak orang yang meng-upload tarian ini. Baik yang sedang latihan di sanggar, di acara pernikahan, maupun acara yang tampil diluar ruangan. Berikut adalah foto-foto yang saya dapatkan:






Sumber:
http://pusakapusaka.com/tari-gending-sriwijaya-tarian-tradisional-khas-sumatera-selatan.html
https://www.youtube.com/watch?v=iFPh54TIm0U

Sunday, October 5, 2014

Manusia dan Kebudayaan

Selamat malam bangbro mbaksis, kali ini saya ingin membahas tentang makhluk hidup yang dinamakan manusia yang perlu bersosialisasi dan menciptakan sesuatu kebiasaan di lingkungannya yang dinamakan berbudaya.

Manusia adalah suatu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang lain. Manusia juga memiliki 2 sifat utama yaitu manusia sebagai makhluk sosial dan semagai makhluk individu. Manusia sebagai makhluk sosial diibaratkan bahwa manusia memerlukan bantuan dari individu-individu lainnya dalam menjalani dan mencapai tujuan hidupnya, dan manusia sebagai makhluk individu sebagai contoh adalah ketika ia lahir, manusia itu sendiri lahir sebagai suatu individu, lalu bisa dilihat juga dari tindakannya dalam mengambil keputusan terbaik menurutnya bagi dirinya sendiri didalam hidupnya. Karena tadi saya katakana bahwa manusia merupakan ciptaan paling Tuhan yang paling sempurna, maka jelas ia memiliki perbedaan dengan makhluk ciptaan lainnya. Hal yang paling bisa dilihat adalah dari caranya menyebarkan kebudayaan (adat istiadat) kepada keturunannya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan yang bersifat "instingtif". Selain itu, perbedaan manusia dengan ciptaan lainnya adalah sebagai berikut:
  1. Manusia berpakaian, karena ia memiliki sopan santun
  2. Manusia dapat menciptakan sesuatu yang canggih karena ia dibekali akal budi oleh Tuhan
  3. Manusia mampu mengatur emosi, pola pikir, dan tingkah laku sesuai dengan situasi dan kondisi
  4. Merupakan suatu makhluk yang bisa memiliki sifat baik mtaupun jahat
  5. Manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, karena ia takkan bias berkembang tanpa berinteraksi.

Kebudayaan (kata dasar Budaya) berasal dari bahasa Sanskerta  yaitu bhuddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal budi manusia. Kebudayaan adalah suatu cara manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya yang di dalamnya terdapat banyak unsur seperti nilai agama, politik, sosial, budaya, bahasa, adat istiadat dan yang lainnya, juga merupakan suatu satu kesatuan gagasan dan menjadi pedoman hidup bagi masyarakat yang menganut budaya itu sendiri.


Bangsa Timur yang salah satu anggotanya adalah Indonesia sebenarnya mengajarkan hal yang baik, salah satunya adalah semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" , yang semuanya sudah diatur dalam Pancasila dan UUD 1945 itu sendiri. Terlebih lagi, bangsa kita memiliki banyak tradisi adat istiadat yang berbedabeda seperti menghormati orang lain, berpakaian dan bertutur kata yang sopan, dan lain sebagainya. Namun saat ini budaya barat telah masuk ke bangsa kita, yang secara perlahan membuat kita melupakan norma didalam kebudayaannya sendiri, seperti tidak hormat kepada orang tua, berpakaian minim/berantakan, mengedepankan sifat individualis, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Saya memiliki suatu contoh kebudayaan timur yang sudah mulai memudar di tempat saya sering menginap, yaitu dirumah nenek saya. Rumah nenek dan saya terbilang dekat, hanya sekitar 1 km. Disitu perumahan bersistem komplek. Mungkin antar tetangga bagi yang sudah berumur (orangtua atau nenek dan kakek) masih saling bertegur sapa karena sudah kenal lama dengan tetangga di sekitar rumah. Tetapi bagi kaum remaja seusia saya, mencari teman sebaya amatlah susah. Karena anak-anak di komplek ini memilih untuk langsung masuk kerumahnya ketika pulang, dan jarang membangun komunikasi baik langsung ataupun tidak langsung dengan teman sebayanya yang seumuran sekalipun. Remaja disini paling pasif dalam berkomunikasi. Mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkan situasinya "kenal muka pun tidak, apalagi kenal namanya?"

Sekian dahulu postingan tentang Manusia dan Kebudayaannya, terima kasih.